Kita semua pernah mengalaminya. Saat berkata, “Jangan teriak ke adikmu!”, lalu beberapa menit kemudian... kita sendiri malah meninggikan suara karena merasa kesal. (Tenang, itu wajar banget!)
Lalu terdengar suara kecil:
"Tapi Mama/Papa juga tadi teriak..."
Yup, anak-anak memperhatikan segalanya! Mereka sedang belajar memahami dan mengekspresikan perasaan. Kadang, perasaan itu bisa terasa sangat kuat. Tapi sekadar bilang “jangan marah dong” biasanya nggak terlalu membantu, ya?
Daripada langsung bilang “BERHENTI!”, yuk coba bantu mereka mengenali emosinya. Caranya:
1. Pahami perasaannya
Tanya dengan lembut, “Apa yang bikin kamu merasa seperti ini?” atau “Kenapa kamu merasa kesal?” Pertanyaan seperti ini membantu anak mengenali emosinya sendiri.
2. Cari solusi bersama
Alih-alih langsung mengarahkan, ajak anak berpikir: “Kita cari yuk, gimana caranya supaya kamu bisa merasa lebih baik?” Ini akan membangun kemampuan mereka menyelesaikan masalah sendiri.
1. Minta maaf dan jelaskan
Ucapkan, “Maaf ya, Mama/Papa tadi marah dan teriak. Mama/Papa sedang merasa capek, dan itu bukan cara yang baik.” Tambahkan penjelasan singkat, misalnya, “Mama tadi capek banget karena…”
2. Tunjukkan cara yang lebih baik
Bicarakan apa yang seharusnya bisa dilakukan. “Lain kali Mama mau coba tarik napas dulu sebelum bicara.”
3. Tenangkan dan yakinkan anak
Beri tahu bahwa kamu tetap menyayangi mereka dan kamu juga sedang belajar mengatur emosi.
1. Minta anak menggambar berbagai ekspresi atau emosi.
2. Ajak bahas perasaan tokoh dari cerita atau film favorit mereka.
3. Latihan tarik napas dalam-dalam bareng anak.